Google

Saturday, April 28, 2007

Membaca, Kunci Sukses Lawakan Tukul Arwana

Kunci sukses seorang pelawak menghibur orang dan mudah menciptakan ungkapan baru yang membuat orang terkesan dan tertawa adalah pelawak harus gemar membaca, kata pelawak lagi naik daun, Tukul Arwana, di Semarang.Menurut dia, di Semarang, Senin, budaya membaca akan menambah wawasan seseorang, sehingga seorang pelawak mudah menemukan ungkapan lucu yang lebih variatif dan tidak monoton.

“Buku merupakan jendela ilmu pengetahuan yang bisa membuka cakrawala seseorang dan lebih mampu mengembangkan daya kreativitas dan imajinasi kita,” katanya.

Di samping itu, lanjut dia, pihaknya tidak segan menimba ilmu yang positif dari orang lain sehingga ungkapan menarik dan lucu yang menghibur bisa diterapkan meskipun mengadopsi pihak lain.

Pada era sekarang, katanya, yang ditandai dengan iklim persaingan ketat, menuntut pelawak untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya dengan membaca, sehingga kemajuan informasi dan komunikasi dapat dikuasai lebih dulu. “Semangat pantang mundur dan optimisme tinggi menjadi modal utama meraih kesuksesan,” katanya.

Ia mengakui, kesuksesan yang diraihnya bukan tanpa rintangan, bahkan ejekan dan cemoohan dari orang sering mewarnai kehidupan sehari-harinya. (*/erl)

‘Demam Tukul’ Tak Akan Pengaruhi Kehidupan Sosial Masyarakat

Seorang pakar sosial dan politik di Yogyakarta menilai ‘demam Tukul’ yang terjadi saat ini tidak akan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat.“Acara yang dibawakan oleh Tukul sebenarnya hanya sebuah hiburan yang dikomersialkan oleh pebisnis televisi,” kata Prof Sunyoto Usman PhD, akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin.

Dunia hiburan seperti halnya acara ‘Empat Mata’ memang dihadirkan untuk mengikuti selera pasar. Pasar sendiri menghendaki hiburan yang gampang dicerna, instan, dan tidak memerlukan interpretasi untuk mengetahui maksudnya.

Lawakan yang dilontarkan oleh Tukul memang gampang dicerna, tidak seperti lawakan lain, misalnya Bagio atau ludruk yang bagi pendengar umum perlu ‘mikir’ untuk mengetahui pesan yang akan disampaikan.

Mengomentari tentang aksi ‘mengolok-olok’ yang menjadi ciri acara berdurasi satu setengah jam itu, ia mengatakan hal itu hanya merupakan cara untuk menghadirkan kesan lucu.

Ungkapan ‘Puas…puas!!!’ yang dikeluarkan Tukul tiap selesai diolok-olok, bukan suatu ungkapan menghina. Dalam dunia lawak memang seperti itu, jika tampil dengan format kuartet, trio, atau duet biasanya salah satu akan dikorbankan untuk menjadi bahan olok-olokkan.

Dalam acara yang ditayangkan Trans7 ini Tukul tampil bersama bintang tamu sehingga yang menjadi bahan ejekan adalah bintang tamu atau dirinya sendiri.

Ditanya mengenai kontribusi lawakan Tukul ini bagi pendidikan, Sunyoto mengatakan tidak ada kontribusi signifikan terhadap pendidikan masyarakat, karena ini sekedar seni massal yang tujuannya menghibur semua lapisan. “Lawakan semacam ini mudah dicerna dan akan membuat penonton tertawa sejenak,” katanya.

Menurutnya, inilah bukti kehebatan para pemilik modal untuk mengeksploitasi sesuatu guna memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

Ketenaran sosok Tukul ini merupakan sesuatu yang ‘unpredictable’, dari seseorang yang dianggap remeh menjadi seseorang yang terkenal. Suatu saat nanti masyarakat akan jenuh sendiri kemudian akan diganti sosok lain, katanya.

Tukul sendiri, kata dia, memiliki kekuatan melakukan dekonstruksi yang hebat, artinya bintang tamu yang identik dengan sesuatu yang ‘glamour’, cakep, dan ‘untouchable’ dijadikannya sebagai seseorang yang biasa saja.

Sedangkan televisi sendiri memiliki kemampuan melakukan dekonstruksi pemirsa bahwa ‘host’ tidak harus cakep dan pintar.

Ketika ditanya tentang fenomena ‘laptop tukul’ dan ‘laptop DPR’, Sunyoto mengatakan bahwa anggota DPR hanya mencari alasan pembenaran saja dengan menjadikan Tukul sebagai stimulan untuk mendapatkan fasilitas laptop. (*/erl)

Tukul Arwana Luncurkan Album Perdana

Popularitas Tukul Arwana di tahun ini menjadi satu fenomena tersendiri. Sebelumnya tak banyak yang mengenal pria asal Semarang yang mengawali karirnya sebagai model video klip Joshua tahun 1997. Kini hampir semua paham dengan wajahnya yang “katrok” itu. Ikon acara “Empat Mata” ini seperti tak kering akan tawaran kerja. Dalam waktu dekat ini laki-laki bernama asli Riyanto ini akan mengeluarkan sebuah album kompilasi dangdut Jawa. Judulnya pun tak jauh dari profil Tukul sehari-hari Wong Ndeso.

Digamit pencipta lagu Sandi Sulung yang ngetop lewat lagu Bang Toyib, kemarin di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah, Tukul melakukan syuting perdananya didampingi 4 penari seksi. Bagi Tukul syuting tersebut seperti nostalgia saat pertama ia menapak karir. “Bedanya dulu saya belum ada apa-apanya sekarang banyak orang yang tahu akan saya,” ujar Tukul merendah.

Hebatnya, baik menghafal lagu maupun syuting disudahi hanya dalam tempo 2 jam. Karena semuanya dikerjakan dengan gaya Tukul apa adanya, tak dibuat-buat dan ndeso.

“Sebelumnya saya sudah dapat tawaran dari 5 produser tapi semuanya terbentur dengan jadwal saya yang padat dan mereka terus mengejar yang akhirnya saya mau yang penting musiknya energik, lagunya mudah dihapal dan mudah diingat,” jelas Tukul. Mungkin di album ini kita akan menemui cengok dangdut ala Tukul yang anti teori. “Jadi untuk Mas Tukul biarkan saja mengalir,” tambah Sandy Sulung pencipta lagu Wong Ndeso.

Tukul sendiri menyadari bahwa dirinya sekarang ini menjelma sebagai fenomena di dunia entertain tanah air. Guyonan yang dilontarkannya menjadi simbolisasi kalimat ungkapan. Seperti “tak sobek-sobek”, dan lain-lainnya. “Ide-ide itu asalnya dari inisiatif saya sendiri pada saat ngobrol dan terasa enak dan jenaka,” akunya.

“Mengenai apa yang dikatakan fenomena seperti sekarang ini saya hanya menampilkan apa adanya dari orang ndeso yang tidak ganteng dan tidak pinter, apa adanya, kalau tahu ya bilang tahu, kalau tidak tahu ya bilang tidak tahu. Dan ini yang sekarang digemari masyarakat karena ada transparansi dari wong ndeso itu. Tentunya ini diharapkan bisa berimbas ke album ini sebab wong ndeso lagi ngetrend,” urainya.
Salah satu keyakinan Tukul akan kesuksesan album ini liriknya menggunakan bahasa Jawa. “Orang Jawa kan banyak masak sih ngak laku dan lagu ini sudah dipesan 2.500 copy,” selorohnya. Tukul memang fenomenal, disaat popularitasnya meninggi kesahajaannya tetap terjaga tinggi. (kl/wwn)

Tukul Arwana, Teratas Dalam Dunia Hiburan

Sejak sukses memandu program tayangan ‘talk show’ Empat Mata dengan ucapan khas ‘Kembali ke laptop!’, di stasiun televisi Trans 7, boleh dibilang panggung hiburan tanah air pada tahun ini dikuasai oleh Tukul Arwana. Selain kesibukan tampil di televisi bertambah, tawaran manggung dan iklan pun hampir tak ada henti berdatangan, bahkan dengan tarif puluhan juta rupiah sekali pentas.Aktifitas show Tukul yang begitu padat akhir-akhir ini diakui salah seorang manajernya, Teguh.

“Kalau diikuti semua tawaran itu, ya nggak mungkin. Kita nggak mau sampai mengganggu aktivitas Mas Tukul di Empat Mata. Selain itu, kita juga mempertimbangkan kesehatannya,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (20/4).

Selain tampil di televisi dan acara hiburan lainnya di Jakarta dan berbagai kota besar, Tukul kini mulai memperluas kegiatannya ke industri musik rekaman. Album kompilasi Wong Deso, yang menampilkan dirinya sebagai penyanyi, ternyata disambut hangat penggemar pelawak bernama lengkap Tukul Riyanto tersebut.

Untuk menyanyikan satu lagu karya Sandy Sulung, yang menjadi judul album itu, Tukul pun dikabarkan menerima bayaran puluhan juta rupiah. Di tempat terpisah, produser Atlanta Records, Samin Harianto alias Ahong, saat diminta konfirmasi soal bayaran Tukul itu, mengatakan bahwa Tukul pantas menerima bayaran sebesar itu.

“Kalau soal honor, kami bayar sesuai dengan profesional kerja. Tapi buat kami, dia memang pantas menerimanya saat ini, karena namanya sedang naik daun,” kata Samin.

Ia mengakui, tidak mudah menghadirkan Tukul ke studio rekaman, karena jadwal kegiatannya yang sangat padat.

“Tetapi berkat kerja keras tim, kita akhirnya bisa menggaet Tukul untuk membuat album kompilasi dengan artis-artis Atlanta Records,” katanya.

Selain Tukul, album Wong Deso yang berisi lagu-lagu humor, antara lain diperkuat penyanyi Kuntet Mangkulangit dan Alizar Timur Priyono.

Lewat Buku, Tukul Ajarkan Orang Untuk Semangat

Setelah sukses di dunia presenter dan dunia komedi, pelawak Tukul Arwana melebarkan sayapnya dengan mengeluarkan sebuah buku biografi yang berisi tentang dirinya. Buku itu sendiri berjudul ‘Kisah Sukses dengan Kristalisasi Keringat Tukul ‘Katro’ Arwana The Face Country And The Money City.Buku setebal 139 halaman ini berisikan tentang perjalanan karir dan kisah hidup Tukul yang di mulai dari bawah hingga mendapatkan kesuksesan seperti sekarang ini. Buku ini ditulis oleh Ahmad Bahar.
Saat dimintai komentarnya, pembawa acara Empat Mata itu membantah jika peluncuran buku itu karena aji mumpung.
“Saya tidak ingin dibilang aji mumpung. Niat saya adalah ingin berbagi cerita dan pengalaman soal jerih payah kesuksesan seseorang yang berjuang dari awal,” kata Tukul ditemui di Cafe Darmint Pasar Festival, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (13/4).
Dalam bukunya tersebut, Tukul juga menceritakan tentang karirnya di dunia lawak, yang ternyata tidak semudah seperti yang dibayangkan orang selama ini. Tukul menuturkan, tulisan dalam buku tersebut tidak ada yang dikurangi ataupun dilebih-lebihkan.
“Seluruh tulisan dalam buku ini benar-benar kisah hidup saya yang disajikan apa adanya. Saya tidak menambahkan ataupun mengurangi, karena memang itulah yang terjadi,” jelas Tukul.
“Harapan saya tidak muluk-muluk. Semoga buku ini bisa membantu orang lain agar selalu yakin dan semangat dalam menjalani kehidupannya,” tambahnya.
Sumber : http://www.kapanlagi.com/h/0000166864.html